Setelah kemenangan mengejutkan Donald Trump dalam Pemilu Presiden AS 2024, Rupiah mengalami penurunan tajam hingga menyentuh angka Rp 15.800 per USD. Nilai tukar mata uang Indonesia ini mengalami tekanan seiring dengan ketidakpastian politik yang menggelayuti pasar keuangan global. Kemenangan Trump semakin memicu kecemasan di kalangan investor, yang mengantisipasi kebijakan ekonomi lebih ketat dari pemerintahan AS yang baru. hasil informasi
Kekhawatiran akan kebijakan proteksionis Trump kembali mencuat, menambah ketidakpastian ekonomi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Banyak investor mulai menarik dana mereka, menyebabkan tekanan lebih lanjut pada Rupiah dan memperburuk situasi ekonomi Indonesia. Pasar merespons dengan penurunan nilai tukar yang signifikan, menciptakan kondisi yang penuh ketidakpastian. hasil informasi
Selain dampak politik, kenaikan Dolar AS akibat pemilu AS ini turut memperburuk keadaan di Indonesia. Dengan harga barang impor yang semakin mahal, inflasi domestik berisiko meningkat, yang pada gilirannya akan mengurangi daya beli masyarakat. Para pelaku bisnis juga mulai merasakan dampak negatif dari lonjakan biaya impor yang menambah beban operasional mereka.
Bank Indonesia (BI) mengonfirmasi bahwa mereka terus memantau perkembangan ekonomi global dan domestik, berusaha untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah. Namun, dengan ketidakpastian yang datang bersamaan dengan kemenangan Trump, proyeksi jangka pendek menunjukkan bahwa Rupiah mungkin akan terus tertekan. Langkah-langkah stabilisasi akan terus diambil, tetapi dampaknya masih belum terlihat.
Perkembangan politik dan kebijakan ekonomi yang diambil oleh pemerintahan Trump akan terus memengaruhi pasar. Jika kebijakan luar negeri AS menjadi lebih proteksionis, dampaknya terhadap pasar global dan nilai tukar Dolar bisa semakin besar. Indonesia harus menghadapi ketidakpastian yang semakin meningkat, dengan harapan adanya stabilitas yang bisa mengurangi dampak negatif ini. hasil informasi
Baca juga :
-
Polemik Jam Tangan Rp1,1 Miliar Dirdik Jampidsus Kejagung, Munculkan Kecurigaan Publik
-
Bebas dari Penjara, Medina Zein Memulai Hidup dengan Rp 300 Ribu
-
Pilu, Ibu Ini Donorkan Organ Anaknya yang Meninggal di Usia 14 karena Mati Otak